Asesmen dan Penilaian pada Kurikulum Merdeka
Asesmen dan Penilaian pada Kurikulum Merdeka merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran, di mana tujuan utamanya adalah untuk mengukur sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi yang ditargetkan dalam kurikulum ini. Kurikulum Merdeka, yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan dalam merancang dan melaksanakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan potensi peserta didik. Dalam konteks asesmen dan penilaian, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami:
1. Asesmen Berbasis Kompetensi
Asesmen Formatif : Dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran untuk mengetahui kemajuan peserta didik. Asesmen ini dapat berupa tes harian, tugas, proyek, atau kegiatan lain yang memberi umpan balik langsung bagi siswa dan guru.
Asesmen Sumatif : Dilakukan di akhir periode pembelajaran, seperti pada akhir semester atau setelah pembelajaran selesai. Ini untuk menilai sejauh mana peserta didik telah mencapai kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum.
2. Penilaian Otentik
Penilaian dalam Kurikulum Merdeka menekankan pada penilaian otentik, yang lebih fokus pada proses dan produk yang dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian otentik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan nyata yang dilakukan oleh peserta didik, baik melalui tugas proyek, karya seni, penelitian, atau kegiatan praktikum yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
JANGAN LUPA BACA JUGA Pengertian Discovery Learning (pembelajaran penemuan)
3. Desain Penilaian yang Holistik
Penilaian dalam Kurikulum Merdeka dilakukan secara holistik, yang berarti mengukur tidak hanya pengetahuan tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Penilaian ini mencakup:
- Kognitif : Pengetahuan atau pemahaman peserta didik.
- Afektif : Sikap atau karakter peserta didik.
- Psikomotorik : Keterampilan yang dapat diamati.
4. Keterlibatan Siswa dalam Penilaian
Kurikulum Merdeka mendorong partisipasi aktif siswa dalam proses penilaian. Siswa dapat terlibat dalam penilaian diri (self-assessment) dan penilaian teman (peer-assessment) untuk mengembangkan kesadaran diri terhadap kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
5. Pemanfaatan Portofolio
Salah satu fitur penting dalam Kurikulum Merdeka adalah portofolio sebagai alat penilaian. Portofolio mencakup kumpulan karya siswa, refleksi terhadap proses pembelajaran, dan perkembangan kompetensi dari waktu ke waktu. Ini membantu untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang pencapaian siswa, bukan hanya berdasarkan tes atau ujian semata.
6. Penerapan Asesmen Berbasis Teknologi
Asesmen dan penilaian dalam Kurikulum Merdeka juga dapat memanfaatkan teknologi. Platform digital, aplikasi pembelajaran, atau alat asesmen berbasis komputer dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan memberikan umpan balik secara cepat dan efektif.
JANGAN LUPA BACA JUGA :
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI
7. Penilaian Berbasis Proyek (Project-Based Assessment)
Penilaian berbasis proyek menjadi salah satu pendekatan utama dalam Kurikulum Merdeka. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengerjakan proyek yang melibatkan pemecahan masalah nyata, bekerja dalam tim, dan mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan dalam konteks kehidupan sehari-hari.
8. Keberagaman Penilaian
Penilaian dalam Kurikulum Merdeka mencakup berbagai metode dan teknik, seperti penilaian observasi, wawancara, tes tertulis, diskusi kelompok, presentasi, dan lainnya. Hal ini memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai kemampuan dan pencapaian siswa.
9. Feedback yang Konstruktif
Salah satu elemen penting dalam penilaian adalah umpan balik Umpan balik yang konstruktif dan tepat waktu sangat membantu siswa dalam memahami kekuatan dan area yang perlu diperbaiki, serta memberi arahan untuk pembelajaran selanjutnya.
10.Penilaian yang Mengutamakan Keberagaman
Kurikulum Merdeka juga mendorong penilaian yang memperhatikan keberagaman. Penilaian dirancang untuk mencerminkan keberagaman karakteristik dan potensi peserta didik, baik dalam hal latar belakang, cara belajar, maupun kemampuan.
Dengan demikian, asesmen dan penilaian dalam Kurikulum Merdeka tidak hanya mengukur hasil belajar siswa secara kognitif, tetapi juga mencakup aspek lainnya seperti sikap, keterampilan, dan kepribadian, yang semuanya dirancang untuk menciptakan pembelajaran yang lebih inklusif, bermakna, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.