Tasawuf Falsafi
Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara visi mistis dan visi rasional pengasasnya. Berbeda dengan tasawuf akhlaqi, tasawuf falsafi menggunakan terminology filosofis dalam pengungkapannya. Terminology falsafi tersebut berasal dari bermacam-macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi para tokohnya.
Menurut At- taftazani, ciri umum tasawuf falsafi adalah ajarannya yang samar-samar akibat banyaknya istilah khusus yang hanya dapat dipahami oleh siapa saja yang memahami ajaran tasawuf jenis ini.
Di antara Tokoh-tokoh tasawuf falsafi adalah Ibn Arabi,Al-jili, Ibn Sab’in, dan Ibn Masarrah.
A. IBN ‘ARABI ( 560-638H)
1. Biografi Singkat Ibnm ‘Arabi
Nama lengkap Ibn ‘Arabi adalah Muhammad bin ‘Ali bin Ahmad bin Abdullah Ath –Tha’I Al-Haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara, Spanyol, tahun 650 H, dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan.Tahun 620 H, ia tinggal di hijaz dan meninggal disana pada tahun 638 H.Namanya biasa di sebut tanpa “al “ untuk membedakan dengan Abu Bakar Ibn Al-‘Arabi, seorang qodhi dari Sevilla yang wafat tahun 543H. DiSevilla (spanyol), ia mempelajari Al-Qur’an, hadis serta fiqh pada sejumlah murid seorang fiqih Andalusia terkenal, yakni Ibn Hazm Az-Zhariri.
2. Ajaran-Ajaran Tasawuf Ibn ‘Arabi
a. Wahdat Al- Wujud
Menurut Ibn ‘Arabi, wujud semua yang ada ini hanya satudan wujud makhluk pada hakikatnya adalah wujud kholiq pula. Tidak ada perbedaan antara keduanya (kholiq dan makhluk) dari segi hakikat. Adapun kalau ada yang mengira bahwa antara wujud kholiq dan makhluk ada perbedaan. Hal itu dari sudut pandang pancaindra lahir dan akal yang terbatas kemampuanya dalam menangkap hakikat apa yang ada pada Dzat-Nya dari kesatuan dzatiah yang segala sesuatu berhimpun pada-Nya. Ha
b. Haqiqoh Muhammadiyyah
Dari konsep wahdat al-wujud Ibn ‘Arabi, muncul lagi dua konsep sekaligus merupakan lanjutan atau cabang dari konsep wahdat al-wuju, yaitu konsep al-hakikat al-muhammadiyyah dan konsep wahdat al-adyan (kesamaan agama).
Menurut Ibn ‘Arabi, Tuhan adalah Pencipta alam semesta. Adapun proses penciptaanya adalah sebagai berikut:
1. Tajalli dzat tuhan dalam bentuk a’yan tsabitah.
2. Tanazul dzat tuhan dari alam ma’ani ke alam (ta’ayunat) realitas-realitas rohani, yaitu alam arwah yang mujarrod.
3. Tanazul kepada realitas-realitas nafsiah, yaitu alam nafsiah berfikir.
4. Tanazul tuhan dalam bentuk ide materi yang bukan materi, yaitu alam mitsal (ide) atau khayal.
5. Alam materi yaitu alam indrawi.
c. Wahdatul Adyan
Ibn ‘Arabi memandang bahwa sumber agama adalah satu , yaitu hakikat Muhammadiyah. Konsekwensinya, semua agama adalah tungal dan semua itu kepunyaan Allah.
Menurut para penulis, pernyataan Ibn ‘Arabi ini terlalu berlebihan dan tidak punya landasan yang kuat sebab agama- agama berbeda-bead satu sama yang lain.
B. AL-JILI (1363-1417M)
1. Biografi Singkat Al-Jili
Nama lengkap adalah ‘Abdul Karim binIbrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun 1365M. di jilan (gilan), sebelah profinsi disebelah selatan Kasfia dan wafat pada tahun1417M.
2. Ajaran Tasawuf Al-jili
a. Insan Kamil
Menurut Al-jili, insane kamil adalah nuskhah atau copi Tuhan.
b. Maqomat (Al-Martabah)
Al-jili-dengan membawa filsafat insan kamil merumuskanbeberapa maqam yang harus di laluiseorang sufi,yang menurut istilahnya ia sebut al martabah(jenjang atau tingkat) Tingkat-tingkat itu adalah:
1. Islam
2. Iman
3. Shalah
4. Ihsan
5. Syahadah
6. Shiddiqiyah
7 Qurbah
C. IBN SAB’IN (614-669 H)
1. Biografi singkat Ibn Sab’in
Nama lengkap Ibn Sab’in adalah ‘Abdul Haqq ibn Ibrahim Muhammad ibn Nashr, seorang sufi yang juga filosof dari ndalusia.Dia terkenal di Eropa karena jawaban-jawabannya atas pernyataan Frederik II, penguasa sicilia.Dia dipanggil Ibn Sab’in dan digelari Quthbuddin. Ibn Sab’in hidup dalam suasana penuh kemuliaan dan kecukupan. Kemudian , dia menjahui kesenangan hidup, kemewahan, dan kepemimpinan duniawi,lalu hidup sebagai asketis maupun sufi yang mempunyai banyak murid.
2. Ajaran tasawuf Ibn Sab’in
a. Kesatuan Mutlak
Ibn Sab’in adalah seorang pengasas sebuahpaham dalam kalangan tasawuf filosofis, yang dikenal dengan faham kesatuan mutlak.Gagasan esensial pahamnya sederhana saja, yaitu wujud adalah satu alias Wujud allah semata. Wujud-wujud lainnya hanyalah Wujud yang satu itu sendiri. Jelasnya, wujud-wujud yang lain itu hakikat nya sama sekali tidak lebih dari wujud yang Satu semata. Dengan demikian, wujud dalam kenyataanya hanya satu persoalan yang tetap.
Dalam faham ini, Ibn Sab’in menempatkan ketuhanan pada tempat pertama. Sebab wujud Allah menurutnya adalah asal segala yang ada pada masa lalu, masa kini, maupun masa depan. Sementara wujud materei yang tampak justru dia rujukkan pada wujud mutlak yang rohaniah. Dengan demikian, berati paham ini dalam menafsirkan wujud bercorak spiritual dan bukan materiel.
b. Penolakan logika terhadap Aristotelian
Paham Ibn Sab’in tentang kesatuan mutlak telah membuatnya menolak logika Aristotelian. Oleh karena itu, dalam karyanya Budd Al-“Arif, ia berusaha menyusun suatu logika baru yang berjorak iluminatif, sebagai penganti logika yang berdasarkan pada konsepsi jamak. Ibn Sab’in berpendapat bahwa logika barunya tersebut, yang dia sebut juga dengan logika pencapaian kesatuan mutlak, tidak termasuk kategori logika yang bisa dicapai dengan penalaran, tetapi termasuk embusan Ilahi yang membuat manusia bisa melihat yang belum pernah dilihatnya maupun mendengar yang belum pernah didengarnya. Dengan demikian, logika tersebut bercorak intuitif.
Yang menarik perhatian dari pendapat Ibn Sab’in adalah bahwa latian-latian rohaniah praktis, yang bisa mengantar pada moral luhur, tunduk di bawah konsepsinya tentang wujud. Misalnya saja dzhikir seorang pencapai kesatuan mutlak adalah ungkapan “ tidak ada yang wujud selain Allah”, sebagai ganti “ tidak ada Tuhan selain Allah”. Si pendzikir dalam dzikir ini sendiri adalah yang dzikir .sementara tingkatan dan keadaan yang merupakan buah dari dzikir, juga tidak keluar dari ruang lingkup kesatuan mutlak tersebut.