KENDALA DAN SOLUSI YANG DIHADAPI
SEORANG GURU
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STRATEGI PEMBELAJARAN
DOSEN
PENGAMPU
ZUYINA CANDRA KIRANA, M.Pd.
Disusun Oleh :
1. BINTI MASRUROH
2. MUSTAIL
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM HASANUDDIN PARE
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kepada Allah
SWT. Atas anugrah dan kuasa-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah yang berjudul “ Strategi
Pembelajaran ”.
Adapun maksud dan tujuan dari
penulisan makalah ini adalah selain untuk menyelesaikan tugas yang di berikan
oleh Dosen pengajar, juga untuk meningkatkan pengetahuan kami terhadap materi
yang di berikan.
Kami telah berusaha untuk
menyusun makalah ini dengan baik, namun kami pun menyadari atas keterbatasan
yang di miliki, oleh sebab itu jika terdapat kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun isi dari makalah ini, kami selaku penulis memohon
maaf, kritik, serta saran dari Dosen pengajar ataupun semua pembaca saya sangat
mengharapkan guna untuk menyempurnakan makalah ini terlebih juga untuk
meningkatkan pengetahuan bersama dan bermanfaat untuk kita semua.
05 Februari
2017
(Penyusun)
DAFTAR
ISI
Halaman
Sampul ... i
Kata
Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar
Isi.......................................................................................................................... iii
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.............................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C.
Tujuan............................................................................................................ 1
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Problematika yg dihadapi seorang Guru..................................... 2
B.
Tantangan guru di era globalisasi................................................................. 2
C.
problematika guru secara umum.................................................................... 4
D.
solusi untuk
menyelesaikan problematika Guru .....................................6
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan ................................................................................................... 8
B.
Saran ..............................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembahasan
mengenai guru selalu menarik, karena ia adalah kunci pendidikan. Artinya jika
guru sukses, maka kemungkinan besar murid-muridnya akan sukses. Guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru
mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu
akan menjadi kekuatan anak didik dalam mengejar cita-citanya di masa depan.[1]
Terlepas dari
hal itu, guru juga memiliki berbagai problematika atau masalah. Masalah guru
senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat pada
umumnya dan oleh ahli pendidikan khususnya. Pemerintah memandang bahwa seorang
guru merupakan media yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan
pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosio kultural yang berfungsi
mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula
masalah guru di negara kita dapat dikatakan mendapat titik sentral dalam dunia
pensdidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam GBHN,
masalah guru mendapat prioritas dalam perencanaan sehubungan dengan
persoalan-persoalan mutu dan relevansi dengan perluasan belajar.
melihat proses
pendidikan guru dari sudut penyelenggaraan pendidikan, antara lain
mermperbincangkan masalah kurikulum, alat, media, dan peranan guru yang
bertugas dalam lembaga pendidikan guru. Tentu saja kurikulum dan berbagai
komponen lainnya yang menunjang proses pendidikan guru, semuanya dibina dan
direncanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai. Jadi, jelas antara
kriteria produk dan kriteria proses harus sejalan.[3]
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian problematika guru?
2.
Apa saja tantangan guru di era globalisasi?
3.
Apa saja problematika guru secara umum?
4. Bagaimana solusi untuk menyelesaikan problematika tersebut?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui problematika guru.
2.
Untuk
mengetahui tantangan Guru diera globalisasi. .
3.
Untuk
mengetahui macam – macam problematika guru .
4.
Untuk mengetahui solusi dalam menyelesaikan problematika
Guru.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Problematika Guru
Istilah
problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic"
yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema
berarti hal yang belum dapat dipecahkan, yang menimbulkan masalah,
permasalahan, situasi yang dapat didefinisi sebagai suatu kesulitan yang perlu
dipecahkan, diatasi atau disesuaikan.[4]
Jadi, problema adalah berbagai persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam
proses pembelajaran, baik yang datang dari individu guru (faktor eksternal)
maupun dalam proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah (faktor intern).
Dalam
pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau/mushalla, dirumah, dan
sebagainya.[5]
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Sedangkan yang dimaksud dengan guru agama adalah "orang dewasa yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan memberikan pertolongan
terhadap mereka dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi tugasnya sebagai hamba
atau khalifah Allah maupun sebagai makhluk sosial serta makhluk individu yang
mandiri".[6]
Jadi
problematika guru adalah persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pembelajaran oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik
hingga memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani dalam pendidikan agama
islam.
2.
Guru dan Tantangan Globalisasi
Globalisasi
telah mengubah cara hidup manusia sebagai individu, sebagai warga
masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun yang dapat menghindari
dari arus globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada dua pilihan, yakni menempatkan dirinya dan berperan sebagai
pemain dalam arus perubahan globalisasi, atau dia menjadi korban dan terseret
derasnya arus globalisasi. Arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan
dan berbagai implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam
konteks ini tugas dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat
berperan.
Tugas dan peran
guru dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama dalam dunia pendidikan
dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berkembang dalam masyarakat. Melalui sentuhan guru di
dekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang memiliki
kompetensi tinggi dan siap menghadapi tantangan hidup dengan penuh
keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Sekarang dan ke depan, sekolah
(pendidikan) harus menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, baik
secara keilmuan (akademis) maupun secara sikap mental.
Beberapa tantangan
globalisasi yang harus disikapi guru dengan mengedepankan profesionalisme
adalah sebagai berikut:
1.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat dan mendasar. Dengan kondisi
ini guru harus bisa menyesuaikan diri dengan responsif, arif, dan bijaksana.
Responsif artinya guru harus bisa menguasai dengan baik produk iptek, terutama
yang berkaitan dengan dunia pendidikan, seperti pembelajaran dengan menggunakan
multimedia. Tanpa penguasaan iptek yang baik, maka guru akan tertinggal dan
menjadi korban iptek serta menjadi guru yang “isoku iki”.
2.
Krisis moral
yang melanda bangsa negara Indonesia. Akibat pengaruh iptek dan globalisasi
telah terjadi pergesaran nilai-nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai tradisional yang sangat menjunjung tinggi moralitas kini sudah
bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan globalisasi. Pengaruh hibura cetak
maupun elektronik yang menjurus pada hal-hal pornografi telah menjadikan remaja
tergoda dengan kehidupan yang menjurus pergaulan bebas dan materealisme.
Mereka sebenarnya hanya menjadi korban dari globalisasi yang selalu menuntut
kepraktisan, kesenangan belaka (hedonisme) dan budaya instant.
3.
Krisis sosial,
seperti kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dam kemiskinan yang terjadi
dalam masyarakat. Akibat perkembangan industri dan kapitalisme maka muncul
masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat. Tidak semua lapisan
masyarakat bisa mengikuti dan menikmati dunia industri dan kapitalisme. Mereka
yang lemah secar pendidikan, akses, dan ekonomi akan menjadi korban ganasnya
industrialisasi dan kapitalisme. Ini merupakan tantangan guru untuk merespons
realitas ini, terutama dalam dunia pendidikan. Sekolah sebagai lembaga
pendidkan yang formal dan sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat harus
mampu menghasilkan peserta didik yang siap hidup dalam kondisi dan
situasi bagaimanapun.
4.
Krisi identitas
sebagai bangsa dan negara Indonesia. Sebagai bangsa dan negara di tengah
bangsa-bangsa di dunia membutuhkan identitas kebangsaan ( nasionalisme ) yang
tinggi dari warga negara Indonesia. Semangat nasionalisme dibutuhkan untuk
tetep eksisnya bangsa dan negara Indonesia. Nasionalisme yang tinggi dari
warga negara akan mendorong jiwa berkorban untuk bangsa dan negara sehingga
akan berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara. Dewasa ini ada kecenderungan
menipisnya jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda. Hal ini dapat dilihat
dari beberapa indikator, seperti kurang apresiasinya generasi muda pada
kebudayaan asli bangsa Indonesia, pola dan gay hidup remaja yang lebih ke
barat-baratan, dan beberao indikator lainnya. Melihat realitas diatas guru
sebagai penjaga nilai-nilai nasionalisme harus mampu memberikan kesadaran
kepada generasi muda akan pentingnya jiwa nasionalisme dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
5.
Adanya
perdagangan bebas, baik tingkat ASEAN, Asia Pasifik, maupun Dunia. Kondisi di
atas membutuhkan kesiapan yang matang terutama dari segi kualitas sumber
daya manusia. Dibutuhkan SDM yang andal dan unggul yag bersaing dengan
bangsa-bangsa lain di Dunia. dunia pendidikan mempunyai peranan yang penting
dan strategis dalam menciptakan SDM yang di gambarkan seperti diatas.
Oleh karen itu di butuhkan guru yang visioner, kompeten, dan berkedikasi
tinggi sehingga mampu membekali peserta didik dengan sejumlah kompetens
yang diperlukan dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat yang sedang
dan terus berubah.[7]
3.
Problematika Guru secara Umum
Ada beragam
problem yang dihadapi oleh guru, yang secara umum dapat diuraikan sebagai
berikut:[8]
1) Rendahnya
penguasaan IPTEK
Memasuki era persaingan global sekarang ini,
penguasaan IPTEK menyebabkan rendahnya kualitas nilai SDM. Hal ini merupakan
ancaman sekaligus tantangan yang nyata bagi guru khususnya dan bangsa Indonesia
pada umumnya dalam menjaga eksistensi guru dimasa depan.
2) Rendahnya
kesejahteraan guru
Hal lain yang juga merupakan problem yang harus
dihadapi oleh guru adalah rendahnya gaji guru sehingga tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokoknya secara memadai. Seringkali orientasi kerja guru dituntut
hanya semata-mata mengabdikan dirinya untuk kepentingan profesi dan mengabaikan
kebutuhan dasar tersebut. Akibatnya kesejahteraan guru rendah dan timbulah
keinginan memperbaiki kesejahteraan itu. Dalam keadaan seperti ini, tenaga dan
pikiran guru akan lebih tersita untuk memenuhi kebutuhannya dari pada tuntutan
profesinya.
3) Kurangnya
minat guru dalam meningkatkan kualitas keilmuannya dengan melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Dalam hal ini seharusnya semua pihak memberi
kelonggaran dan dukungan sepenuhnya supaya guru mendapatkan kesempatan
seluas-luasnya.
4) Rendahnya
minat baca.
Dengan cara menyadari tentang pentingnya
pengembangan wawasan keilmuan dan pengetahuan serta kemajuan dalam dunia
pendidikan sehingga guru bisa memiliki tingkat intelektual yang matang.
5) Guru seharusnya
menyadari bahwa tugasnya yang utama adalah mengajar dalam pengertian menata
lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik.
Berbagai kasus menunjukkan bahwa diantara para
guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun
tidak dapat menunjukkan alasan yang mendasari asumsi itu. Asumsi keliru
tersebut seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas sehingga banyak guru
yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran baik dalam perencanaan
pelaksanaan maupun dalam evaluasi pembelajaran.
6) Aspek
psikologi menunjukkan pada kenyataan bahwa peserta didik yang belajar pada
umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda satu dengan lainnya sehingga
menuntut materi yang berbeda pula.
7) Tidak semua
guru memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai
keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.
Dalam hal ini, guru dituntut memahami berbagai model pembelajaran yang efektif
agar dapat membimbing peserta didik secara optimal.
8) Dalam
kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan mengajar
yang efektif dan efisien. Namun dalam kenyataannya dalam berbagai alasan,
banyak guru mengambil jalan pintas dengan tidak membuat persiapan ketika
melakukan pembelajaran, sehingga guru mengajar tanpa persiapan.
9) Sering terjadi
persiapan pembelajaran (Mall Educative). Banyak guru yang memberikan hukuman
kepada peserta didik tidak sesuai dengan jenis kesalahan. Dalam pada itu
seringkali guru memberikan tugas yang harus dikerjakan peserta didik
diluar kelas (pekerjaan rumah) namun jarang sekali guru yang mengoreksi
pekerjaan siswa dan mengabaikannya tanpa memberi komentar, kritik, dan saran
untuk kemajuan peserta didik. Seharusnya guru menerapkan kedisiplinan secara
tepat waktu dan tepat sasaran.
10) Guru sering mengabaikan perbedaan
individu peserta didik. Sebagaimana diketahui bahwa peserta didik memiliki
perbedaan individual yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang sangat variatif dan sering
memperlihatkan sejumlah perilaku tampak aneh. Setiap peserta didik memiliki
perbedaan yang unik, memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian
yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang sosial ekonomi dan
lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktivitas, inteligensi, dan
daya kompetensinya.
Dalam hal ini
tidak sesuai dengan apa yang harus menjadi hak dan kewajiban seorang guru,
bahwa hak seorang guru adalah:[9]
1) Memperoleh
penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan social.
2) Mendapatkan
promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3) Memperoleh
perlindungan dalam melaksanaan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
4) Memperoleh
kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
5) Memperoleh dan
memanfaatjkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran
tugas keprofesionalan.
6) Memiliki
kebebasan dalam penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan dan/sanksi
kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan
peraturan perundang-undangan.
7) Memperoleh
rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
8) Memiliki
kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9) Memiliki
kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau
11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan
profesi dalam bidangnya.
4.
Solusi untuk menyelesaikan problematika guru
Untuk mengatasi
problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari kita semua untuk dapat
saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan income tambahan dari
keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam mengembangkan sendiri
media pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud, maka kualitas pendidikan
kita pun akan meningkat.[10]
Semoga
guru-guru dapat mengatasi sendiri problematika yang dihadapinya. Jangan
menyerah dan pasrah dengan keadaan yang ada. Justru gurulah yang harus menjadi
motivator dan inspirator bagi lingkungannya. Dan untuk mengantisipasinya
perlulah seorang guru memiliki profil yang mampu menampilkan sosok kualitas
personal, sosial dalam menjalankan tugasnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Problematika guru adalah persoalan-persoalan sulit yang dihadapi dalam proses
pembelajaran oleh guru yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak didik
hingga memperoleh kedewasaan baik jasmani maupun rohani dalam pendidikan agama
islam.
2.
Guru dan tantangan globalisasi telah mengubah cara hidup manusia sebagai
individu, sebagai warga masyarakat dan sebagai warga bangsa. Tidak seorang pun
yang dapat menghindari dari arus globalisasi. Setiap individu dihadapkan pada
dua pilihan, yakni di menempatkan dirinya dan berperan sebagai pemain dalam
arus perubahan globalisasi, atau dia menjadi korban dan terseret derasnya arus
globalisasi. Arus globalisasi juga masuk dalam wilayah pendidikan dan berbagai
implikasi dan dampaknya, baik positif maupun negatif. Dalam konteks ini tugas
dan peranan guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan sangat berperan.
3.
Problematika guru secara umum yaitu :
1.
Rendahnya penguasaan IPTEK
2.
Rendahnya kesejahteraan guru
3.
Kurangnya minat guru dalam meningkatkan kualitas keilmuannya dengan melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4.
Rendahnya minat baca.
5.
Guru seharusnya menyadari bahwa tugasnya yang utama adalah mengajar dalam
pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik.
6.
Aspek psikologi
7.
Tidak semua guru memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik dengan
berbagai keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan
belajar
8.
Dalam kaitannya dengan perencanaan, guru dituntut untuk membuat persiapan
mengajar yang efektif dan efisien
9.
Sering terjadi persiapan pembelajaran
10.
Guru sering mengabaikan perbedaan individu peserta didik
4.
Solusi Untuk mengatasi problematika guru di atas, diperlukan kerjasama dari
kita semua untuk dapat saling membantu agar guru mampu meneliti, mendapatkan
income tambahan dari keprofesionalannya, dan menyulut guru untuk kreatif dalam
mengembangkan sendiri media pembelajarannya. Bila itu semua dapat terwujud,
maka kualitas pendidikan kita pun akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, Profesi
Keguruan, Malang: IKIP Malang, 1995.
Jamal Ma’mur
Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif,
Jogjakarta: DIVA Press, 2010.
Kunandar, Guru
Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses
dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
M. Ali Hasan
dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2003.
Muhaimin, Paradigma
Pendidikan Islam, Jakarta: Rosda, 2003.
Oemar Hamalik, Pendidikan
Guru Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004.
Sutan Rajasa, Kamus
Ilmiah Populer, Surabaya: Karya Utama Surabaya, 2002.
Undang-undang
Republik Indonesia No14, Tahun 2005 Diakses dari;
http://www.slideshare.net/srijadi/uu-no-14-2005-guru-dan-dosen.
jika ingin mengunduh filenya silahkan klik link di bawah ini