MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MUSTAIL
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Hasanuddin
Jl. Kelapa No 84 Jombangan Tertek Pare Kediri
PENDAHULUAN
Tuntutan pendidikan yang selalu berubah menyebabkan kurikulum juga berubah, hal ini yang menjadikan guru, para pengamat pendidikan, mahasiswa jurusan pendidikan bahkan masyarakat terutama orang tua murid sering terkejut, terutama dengan silih bergantinya kurikulum. Perubahan-perubahan tersebut bagi sebagian masyarakat kadang cukup membingungkan karena berdampak pada anak-anak mereka, seperti pada penyediaan sarana prasarana pembelajaran, pada pembiayaan maupun pola pola pengasuhan dan pembimbingan anak. Pemerintah telah bertekad untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan melakukan berbagai inovasi, yaitu dengan mengadakan pendekatan pembelajaran saintifik dan model-model pembelajaran, perencanaan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran dan penerapannya. Strategi dan model pembelajaran merupakan cara agar pembelajaran mampu menghasilkan kompetensi utuh sebagaimana yang termuat dalam kurikulum, atau mampu menghasilkan kemampuan pemahaman yang tinggi, kemampuanberpikir kritis, kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi.
PEMBAHASAN
Pengertian pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari mata pelajaran. Dalam hal ini siswa terlibat dalam penyelidikan untuk pemecahan masalah yang mengintegrasikan keterampilan dan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Pengajaran berdasarkan masalah telah dikenal sejak zaman John Dewey, yang sekarang ini mulai diangkat sebab ditinjau secara umum pembelajaran berdasrkan masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Pembelajaran berbasis masalah (PBM) diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana pembelajaran secara aktif menumbuh kembangkan ketrampilan yang lebih tinggi dari inkuiri, memandirikan peserta didik dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model pembelajaran berbasis masalah menggunakan masalah nyata dalam kehidupan diri dan masyarakat sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan atau konsp penting. Model pembelajaran berbasis masalah dapat menyajikan masalah autentik dan bermakna sehingga siswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Dan model pembelajaran berbasis masalah adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan data dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dengan mengintegrasi berbagai konsep dan keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan mempresentasikan penemuan.
JANGAN LUPA BACA JUGA MAKALAH SEJARAH BAHASA INDONESIA
Menurut Arends pembelajaran berbasis masalah adalah: Suatu model pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berfikir tingkat tinggi , mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Beberapa definisi menurut para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan masalah sebagai langkah untuk mengumpulkan pengetahuan, sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis dan belajar secara individu maupun kelompok kecil sampai menemukan solusi dari masalah tersebut. Peran guru pada model pembelajaran masalah yaitu sebagai fasilitator dan membuktikan asumsi juga mendengarkan perspektif yang ada pada siswa sehingga yang berperan aktif di dalam kelas pada saat pembelajaran adalah siswa.
Karakterisktik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
ciri yang paling utama dari model pembelajaran berbasis masalah yaitu:
Pengajuan pertanyaan atau masalah
Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia
nyata siswa
Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, tidak menimbulkan masalah baru
Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa
Luas dan sesuai tujuan pembelajaran
Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu Walaupun pembelajaran berbasis masalah ditujukan pada suatu ilmu bidang tertentu tetapi dalam pemecahan masalah-masalah aktual, peserta didik dapat menyelidiki dari berbagai ilmu.
Penyelidikan autentik (nyata) Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan dan menggambarkan hasil akhir.
Menghasilkan produk dan memamerkannya Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya
Kolaboratif Tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.
Berdasarkan karakteristik model pembelajaran berbasis masalah penulis dapat menarik kesimpulan model pembelajaran berbasis masalah pada kegiatan proses pembelajaran dimulai dengan memberikan masalah yang jelas pada siswa yang berakar pada kehidupan dunia nyata, kemudian siswa harus mengumpulkan data, mengumpulkan informasi, melakukan eksperimen dan menarik kesimpulan secara berkelompok, sehingga siswa sangat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator juga memperhatikan keterampilan bertanya siswa.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima langkah tersebut akan dijelaskan dalam table.
Tahap
Aktivitas Guru
Orientasi siswa pada masalah
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik (bahan dan alat) apa yang diperlukan bagi penyelesaian masalah serta memberikan motivasi kepada siswa agar menaruh perhatian terhadap aktivitas penyelesaian masalah.
Mengorganisasi siswa
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan pembelajaran agar relevan dengan penyelesaian masalah yang telahdiorentasikanpadatahapsebelumnya.
Membimbing penyelidikan indvidu maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai, danmelakukan eksperimen, sertamencari penjelasan yang diperlukanuntuk pemecahan masalah.
Mengembangkan dan menyajikan hasil
Guru membantu siswa dalam perencanaan dan perwujudan hasil yang sesuai dengan tugas yang diberikan.
Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya serta proses-proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kesimpulan yang diambil dari pendapat Arends mengenai langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah menurut penulis yaitu pada langkah awal pembelajaran siswa harus mampu merumuskan masalah yang akan dipecahkan dan dipelajari, dan guru bertugas untuk membimbing siswa, selanjutnya siswa harus mampu menganalisis masalah dari berbagai sudut pandang, setelah itu siswa menentukan sebab akibat yang akan dipecahkan atau diselesaikan, untuk memecahkan masalah yang ada siswa harus mengumpulakan informasi atau data dari berbagai sumber yang relevan, kemudian siswa berhipotesis untuk mengahasilkan data yang dibutuhkan dan menarikkesimpulan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah memiliki berbagai keunggulan dan kelemahan seperti yang terdapat pada pendekatan pembelajaran lainnya. Adapun keunggulan dan kelemahan dari model pembelajaran berbasis masalah ini adalah sebagai berikut:
Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Sebagai pendekatan pembelajaran, maka model pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran antara lain:
Siswa akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
Semakin mengakrabkan guru dengan siswa.
Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui eksperimen hal ini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode eksperimen.
Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk lebih memahami isi pelajaran.
Mendorong peserta didik mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri dalam situasi yang beragam.
Kelebihan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Selain memiliki kelebihan juga mempunyai kekurangan dari model pembelajaran berbasis masalah antara lain:
Tidak banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah.
Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
Aktivitas siswa yang dilaksanakan diluar sekolah sulit dipantau guru.
Proses pembelajaran kadang membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk menghadapi persoalan yang diberikan.
Manfaat Model PembelajaranBerbasisMasalah
Pengajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir dan pemecahan masalah. Berikut diantara manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah:
Menjadi lebih ingat dan meningkat pemahamannya atas materi ajar. Kedua hal ini ada kaitannya, kalau pengetahuan itu didapatkan lebih dekat dengan konteks praktiknya, maka kita akan lebih ingat. Pemahamanan juga demikian, dengan konteks yang dekat dan sekaligus melakukan banyak mengajukan pertanyaan menyelidiki bukan sekedar hafal saja maka pembelajaran akan lebih memahami materi.
Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang relevan. Dengan kemampuan pendidik membanguan masalah yang sarat dengan konteks praktik, pembelajaran bisa merasakan lebih baik konteks operasinya di lapangan.
Mendorong untuk berfikir Dengan proses yang mendorong pembelajaran untuk mempertanyakan, kritis, reflektif maka mafaat ini berpeluang terjadi. Pembelajaran dianjurkan untuk tidak terburu-buru menyipulkan, mencoba menemukan landasan argumennya dan fakta-fakta yang mendukung alasan. Nalar pembelajaran dilatih dan kemampuan berfikir ditingkatkan. Tidak sekedar tahu, tapi juga dipikirkan.
Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial Pembelajaran diharapkan memahami perannya dalam kelompok, menerima pandangan orang lain, bisa memberikan pengertian bahkan untuk orang-orang yang barangkali tidak mereka senangi. Keterampilan yang sering disebut bagian dari soft skills ini, seperti juga hubungan interpersonal dapat mereka kembangkan.Dalam hal tertentu, pengalaman kepemimpinan juga dapat dirasakan. Mereka mempertimbangkan strategi memutuskan dan persuasif dengan orang lain.
Membangun kecakapan belajar Pembelajaran perlu dibiasakan untuk mampu belajar terus meneru. Ilmu keterampilan yang mereka butuhkan nanti akan terus berkembang, apapun bidang pekerjaannya. Jadi mereka harus mengembangkan bagaimana kemampuan untuk belajar.
Memotivasi pembelajaran Motivasi belajar pembelajaran, terlepas dari apapun metode yang kita gunakan, selalu menjadi tantangan.
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa utuk belajar tentang berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, sertauntukmemperolehpengetahuandankonsep yang esensidarimatapelajaran. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, kita punya peluang untuk membangkitkan minat dari dalam diri, karena kita menciptakan masalah dengan konteks pekerjaan.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang mana pembelajaran didalam kelas masih dibawah dari KKM yang ditentukan.Mengenai manfaat pembelajaran berbasis masalah penulis menyimpulkan model pembelajaran berbasis masalah ini memiliki berbagai macam manfaat sehingga menimbulkan efek positif bagi siswa, dan dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah ini berharap dapat meningkatkan motivasi, percaya diri dan yang terpenting adalah hasil belajar siswa atau hasil belajar siswa sehingga nilai yang dihasilkan siswa bisa melibihi dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan.
DaftarPustaka
1. Trianto. 2007. Model-Model PembelajaranInovatif.Jakarta: PrestasiPustaka.
2. Ahmad Susanto. 2014.PengembanganPembelajaran IPS di SekolahDasar. Jakarta: Prenadamedia.
3. Agus Akhmadi.2015.PendekatanSaintifik Model PembelajaranMasaDepan. Yogyakarta:Araska.