BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan bagian penting
dari perjalan sebuah umat, bangsa, negara, maupun individu. Keberadaan sejarah
merupakan bagian dari proses kehidupan itu sendiri. Oleh karena itu tanpa
mengetahui sejarah, maka proses kehidupan tidak akan dapat diketahui. Melalui
sejarah pulalah manusia dapat mengambil banyak pelajaran dari proses kehidupan
suatu umat, bangsa, negara dan sebagainya. Diantara pelajaran penting yang
dapat diambil dari sejarah adalah mengambil sesuatu yang baikdari suatu umat,
bangsa dan negara, untuk senantiasa dilestarikan dan dikembangkan.sedangkan
terhadap hal-hal yang tidak baik, sedapat mungkin ditinggalkan dan dihindari.
Melalui sejarah kita dapat
mengetahui betapa umat Islam pernah mencapai suatu kejayaan yang diakui oleh
dunia internasioal. Pada saat itu banyak orang-orang non muslim yang belajar
kepada ilmuwan Muslim, baik secara langsung maupun tidak. Banyak karya-karya
tokoh ilmuwan Muslim yang dipakai sebagai referensi ilmuwan Eropa sampai hampir
tujuh abad, misalnya karya Ibnu Sina, al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun,
al-Hawarizmi dan sebagainya. Kejayaan itu tentu tidak dapat dicapai begitu
saja, tanpa adanya suatu sebab yaitu usaha maksimal dari para ilmuwan Muslim.
Setelah kita mengetahui betapa
pentingnya sejarah maka dalam makalah ini akan membahas pengertian sejarah,
hakikat sejarah, karakteristik sejarah dan implikasinya dalam pembelajaran
Sejarah Kebdayaan Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian sejarah ?
2.
Bagaimana hakekat
sejarah ?
3.
Apa saja
Pendekatan Sejarah ?
4.
Bagaimana
karakteristik sejarah ?
5. Bagaimana implikasi sejarah dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
C. Tujuan Masalah.
1.
Mengetahui
Pengertian Sejarah.
2.
Mengetahui
Hakikat Sejarah
3.
Mengetahui Macam
- Macam pendekatan sejarah
4.
Mengetahui
Karakteristik Sejarah
5. Mengetahui Implikasi Sejarah dalam Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah
Pengertian “sejarah” secara
etimologi dapat ditelusuri dari asal kata sejarah yang sering dikatakan berasal
dari Arab syajarah, artinya ”pohon”. Dalam bahasa asing lainnya,
istilah sejarah disebut histore (Perancis), Geschite (German), histoire atau
geschiedenis ( Belanda ), dan history ( Inggris).
Kata history sendiri yang lebih populer untuk menyebut sejarah, Berdasarkan
pengertian ini dapat dikemukakan di sini bahwa secara terbatas bahwa sejarah
hanya berkaitan dengan aktivitas manusia yang berhubungan dengan
kejadian-kejadian tertentu (unik) yang tersusun secara kronologis.
Kata syajarah tampaknya sulit untuk
digunakan sebagai penisbatan makna sejarah. Kata dalam bahasa arab yang sering
digunakan untuk makna sejarah adalah tarikh,
qishah, hikayah, dan riwayah.
Kata tarikh adalah bentuk mufrad dari jama’ tawarikh. Kata tarikh berasal dari
kata kerja ‘arrakha-yu’arrikhu, kataba
tarikhan, berarti menulis, mencatat sejarah. Kata qishah adalah bentuk mufrod dari lafadz qashash berarti cerita. Hikayat berarti juga cerita/ceritera
atau juga dalam bahasa Indonesia disebut hikayat. Adapun riwayah berasal dari kata rawa-yarwi berarti meriwayatkan atau
menceritakan, menyampaikan.
Sejarawan Indonesia, seperti
Sartono Kartodirdjo dalam bukunya Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi
Sejarah, membagi pengertian sejarah pada pengertian subjektif dan objektif.
Sejarah dalam arti subjektif adalah
suatu konstruk, yakni bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau
cerita. Uraian atau cerita itu merupakan suatu kesatuan yang mencakup
fakta-fakta yang dirangkai untuk menggambarkan gejala sejarah, baik proses
maupun struktur. Disebut subjektif tidak lain karena sejarah memuat unsur-unsur
dari isi subjek (pengarang, penulis). Karena pengetahuan maupun gambaran
sejarah adalah hasil penggambaran dari pengarang sehingga memuat
sifat-sifatnya, gaya bahasanya, struktur pemikirannya, pandangannya dan
lain-lain.
Sejarah dalam arti objektif adalah kejadian atau peristiwa itu sendiri, yakni proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian tersebut sekali terjadi dan tidak dapat diulang lagi.
Sejarah menurut pandangan seorang sarjana Muslim
Muhammad bin Ibrahim al-Iji adalah suatu ilmu mengenai alam yang diciptakan
oleh Allah SWT yang mengandung ruang lingkup masa dan peristiwa yang menjadi
objeknya ialah makhluk itu sendiri terutama manusia dan kesan daripada
aktivitas-aktivitas manusia tersebut melahirkan maklumat dan peristiwa.
Tujuannya untuk mengkaji kedudukan individu-individu yang terkenal di dunia
ini. Faedahnya yang paling utama ialah untuk mengakui hasil penciptaan Allah
SWT dengan kewujudan alam ini. Sedangkan sejarah menurut pandangan sarjana
Barat A. Marwick membagi pengertian sejarah menjadi tiga. Pertama, sejarah
merupakan keseluruhan masa lalu seperti sebenarnya berlaku. Kedua, sejarah
merupakan usaha manusia mengurai dan mentafsir masa lalu, dan ketiga, sebagai
kajian yang sistematik terhadap masa lalu untuk suatu disiplin ilmu.
B. Hakekat Sejarah
Kata sejarah dalam bahasa Indonesia
memiliki kesamaan filsofis dengan kata syajarah dalam bahasa Arab yang berarti
pohon. Pohon merupakan gambaran suatu rangkaian geneologi, yaitu pohon keluarga
yang mempunyai keterkaitan erat antara akar,batang, cabang ranting, dan daun
serta buah. Keseluruhan elemen pohon ini memiliki keterkaitan erat, kendatipun
yang sering dilihat oleh manusia pada umumnya hanya batang pohon saja, atau buahnya
saja, akan tetapi adanya pohon dan buah tidak terlepas dari peran akar. Itulah
filosofi sejarah, yang mempunyai keterkaitan erat antara masa lalu, masa kini
dan masa yang akan datang.
Menurut Ibnu Khaldun, dalam hakekat sejarah terkandung pengertian observasi dan usaha mencari kebenaran (tahqiq), keterangan yang mendalam tentang sebab dan asal benda wujudi, serta pengertian dan sebab-sebab terjadinya peristiwa. Sedangkan menurut Franz Rosentl, sejarah adalah deskripsi tentang aktivitas manusia yan terus menerus baik dalam bentuk individu maupun kelompok. Dari dua pengertia tersebut menunjukkan bahwa devinisi pertama lebih bernuansa filosofis yang berkaitan denga hakikat sesuatu, sedangkan definisi kedua lebih operasional.
Jadi sejarah bukan sekedar catatan
bagi orang-orang yang lahir dan orang-orang yang mati dan sekedar mengungkap
kehidupan para penguasa dan biografi para pahlawan, akan tetapi sejarah juga
merupakan suatu ilmu yang membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu suatu
proses yang panjang sekali. Sejarah berbeda dengan hikayat, legenda, kisah dan
sebagainya. Sejarah harus dapat dibuktikan kebenarannya dan logis. oleh karena
itu, cerita yang tidak masuk akal apalagi tidak dapat dibuktikan kebenarannya,
maka tidak dapat dikategorikan sebagai sejarah.
C. Pendekatan Sejarah
Pendekatan adalah cara umum dalam
memandang suatu permasalahan atau objek kajian, dalam hal ini adalah pendekatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran sendiri memiliki arti suatu sudut pandang
tentang proses pembelajaran yang masih dalam arti umum yang
didalamnya dapat mewadahi, menguatkan, memberikan inspirasi (Winastwan, 2010).
Adapun fungsi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah :
a.
Sebagai
pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan
digunakan.
b.
Memberikan
garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
c.
Menilai
hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.
d.
Mendiaknosis
masalah-masalah belajar yang timbul.
e. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.
- Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran dalam
proses belajar mengajar
Proses interaksi pembelajaran yang
mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan
pendekatan yang sesuai dengan karakter siswa, kurikulum dan meteri
pembelajaran. Sehingga seorang pendidik harus tahu jenis-jenis pendekatan
pembelajaran dan pemahamannya
Adapun pendekatan pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh
para guru antara lain:
a. Inquiry dan Discovery
Kata kunci pendekatan inquiry adalah
menemukan sendiri, yaitu pendekatan yang pembelajarannya mengarahkan anak didik
untuk menemukan pengetahuan, ide, dan informasi melalui usaha sendiri dengan
menggunakan langkah-langkah metode ilmiah. Sedangkan pendekatan discovery hampir
sama dengan inquiry, tetapi anak menemukan sendiri dari materi yang
telah diberikan kepada mereka sebelumnya.
Contoh: inquiry discovery dengan
pembelajaran terbimbing adalah sebagai berikut (1) guru menentukan tujuan
yang akan dipelajari oleh siswa dan memilih metode yang sesuai dengan kegiatan
penernuan; (2) Menentukan lembar pengamatan data untuk siswa; (3) Menyiapkan
alat dan bahan secara lengkap; (4) Menentukan dengan cermat apakah siswa akan
bekerja secara individu atau secara berkelompok; (5) Mencoba terlebih dahulu
kegiatan yang akan dikerjakan oleh siswa.
b.
Problem Solving
Merupakan
pendekatan yang mengarahkan atau melatih anak didik untuk mampu memecahkan
masalah dalam bidang ilmu atau bidang studi yang dipelajari.
Contohnya
guru memberikan sebuah masalah yang akan diselesaikan, lalu siswa diminta untuk
memahami masalah terlebih dahulu, setelah dipahami masalah itu dirumuskan,
mengajukan beberapa alternative pemecahan atau solusi, terakhir siswa memilih
solusi yang lebih tepat sehingga masalah dapat diselesaikan.
c.
Problem Based Learning
Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran.
Contohnya: seorang guru meorientasikan anak didik kepada masalah, setelah itu mengorganisasikan anak didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah tersebut.[3]
D. Karakteristik Sejarah
Karakteristik sejarah yang paling mendasar adalah:
1. Sifat
Peristiwa
Sifat peristiwa sejarah menyangkut hakekat dan makna
peristiwa serta keunikan peristiwa.
a.
Hakekat dan Makna Peristiwa
Peristiwa yang menjadi obyek kajian
ilmu sejarah hanya peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia secara langsung,
dan memiliki signifikan (arti atau makna penting) serta besar pengaruhnya
terhadap kehidupan manusia secara luas. Hal itu berarti, sejarah adalah ilmu
tentang manusia, tepatnya ilmu tentang pengalaman dan kiprah manusia di masa
lampau.
b.
Keunikan Peristiwa
Selain hakekat dan makna peristiwa,
studi sejarah juga ditujukan pada keunikan peristiwa. Keunikan itu mungkin
menyangkut individu, institusi, situasi bahkan mungkin juga ide. Keunikan
unsur-unsur peristiwa itu menjadi bahan pertanyaan, mengapa? (why). Oleh karena
itu, keunikan peristiwa merupakan salah satu alasan bagi pemilihan topik
penelitian sejarah.
c. Perspektif Waktu
Penelitian dan penulisan sejarah
mengacu pada periodisasi (pembabakan waktu). Peristiwa yang dikaji harus jelas
ruang-lingkup temporalnya.
d. Sifat Fakta
Penulisan sejarah harus berdasarkan fakta. Fakta sejarah adalah hasil seleksi atas sifat fakta (kuat atau lemah).
D. Implikasi terhadap proses pembelajaran
Pembelajaran sejarah yang baik
dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua unsur atau dimensinya,
pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa. Fakta dan peristiwa
sejarah penting untuk dihadirkan kepada siswa. Contoh metode inquiry sebagai
cara berfikir sejarah bisa diterapkan pada saat pembelajaran sejarah sekaligus
membimbing siswa untuk menguasai keterampilan. Sedangkan implikasi terhadap
pembelajaran SKI, dengan menggunakan metode inquiry siswa dan guru tidak
belajar materi sejarah, tapi inti sejarah. Siswa ikut mempelajari dan memahami
cara kerja ilmiah untuk mencari kebenaran itu artinya bahwa siswa sudah
terlibat membangun pengetahuannya. Hal ini juga menimbulkan kesadaran ilmiah
bahwa pengetahuan itu mengandung proses dinamis, bukan fakta statis.
Beberapa metode yang bisa dipakai
untuk mempelajari sejarah adalah belajar berbasis masalah. Siswa dihadapkan
pada situasi sejarah yang bermasalah, seperti mengubur anak perempuan
hidup-hidup pada masa pra islam. Implikasi lain dari hakikat sejarah terhadap
pembelajaran adalah pergeseran posisi guru dan siswa.
Implikasi berikutnya dari strategi
pembelajaran yang bervariasi ini adalah pelaksanaan penilaian kelas dari
pelajaran sejarah kebudayaan islam. Penilaian belajar siswa harus dilaksanakan
dengan cara bervariasi juga.
Implikasi terhadap bahan ajar dibutuhkan kreatifitas guru untuk memilih dan memprsiapkan bahan selain buku ajar, yang bisa membantu siswa menikmati dengan tidak meninggalkan unsur manfaatnya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Sejarah merujuk kepada setidak-setidaknya dua konsep yang berbeda,
yaitu: pertama,sejarah yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau dan
keseluruhan pengalaman manusia. Konsep ini memberikan pemahaman akan arti
objektif tentang masa lampau. Maka harus dipahami sebagai aktualitas atau
sebagai peristiwa itu sendiri. Kedua,sejarah sebagai suatu cara yang dengan
fakta-fakta diseleksi, diubah-ubah, dijabarkan dan analisis. Konsep ini
menunjukkan pengertian sejarah yang subjektif, sebab peristiwa masa lampau
telah menjadi kisah.
2.
Sejarah bukan sekedar catatan bagi orang-orang yang lahir dan
orang-orang yang mati dan sekedar mengungkap kehidupan para penguasa dan
biografi para pahlawan, akan tetapi sejarah juga merupakan suatu ilmu yang
membentangkan perkembangan masyarakat, yaitu suatu proses yang panjang sekali.
Sejarah harus dapat dibuktikan kebenaannya dan logis. Karakteristik sejarah
yang mendasar dapat dilihat dari sifat peristiwa yang meliputi hakekat dan
makna peristiwa serta keunikan peristiwa, perspektif waktu dan sifat fakta.
3.
Implikasi terhadap bahan ajar meliputi narasi, gambar dan peta, dokumen
dan benda sejarah. Sedangkan implikasi terhadap pembelajaran Pembelajaran
sejarah yang baik dilakukan dengan cara yang seimbang. Artinya, kedua unsur
atau dimensinya, pristiwa dan ilmu dihadirkan secara simultan kepada siswa.
Fakta dan peristiwa sejarah penting untuk dihadirkan kepada mahasiswa.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita dalam mengetahui tentang Sejarah Kebudayaan Islam dan implikasinya terhadap pembelajaran di sekolah serta dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2014, hlm. 20
2. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta:2014, hlm. 20