TEKNIK DAN PRINSIP KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN DAN
PEMBELAJARAN
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah
KOMUNIKASI PENDIDIKAN
SEMESTER 6
Dosen
Pengampu :
Sri Putrianingsih, M.Pd
Disusun
oleh : kelompok 10
1.
Mohammad Khozin
2.
Arma Muzaki H R
3.
Siti Fatimah
Yazik
PROGRAM
STUDI : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
FAKULTAS
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM HASANUDDIN (STAIH)
PARE
– KEDIRI
TAHUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembelajaran merupakan suatu proses
komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman informasi dari satu pihak
kepada pihak lain untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang
terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback
dari pihak penerima pesan.
Kualitas pembelajaran dipengaruhi
oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif
dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu pengetahuan
dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu
memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga
menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan
tingkah laku menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling
bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam
pembelajaran, sehingga dosen sebagai pengajar dituntut memiliki kemampuan
berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan memaparkan
makalah dengan judul “Teknik dan Prinsip Komunikasi Dalam Pendidikan dan
Pembelajaran .”
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud Teknik-teknik komunikasi
pendidikan ?
2. Apa
Prinsip-prinsip komunikasi dalam pendidikan ?
C.
TUJUAN PENULIS
1.
Agar mengetahui teknik-teknik komunikasi pendidikan dan
2. Mengetahui prinsip-prinsipnya
komunikasi dalam pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
TEKNIK DAN
PRINSIP KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
A.
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Menurut
Uchyana (1984) teknik komunikasi
terdiri atas:
1. Komunikasi informatif
Suatu
pesan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal
baru yang diketahuinya.
2. Komunikasi persuasif
Proses
mempengaruhi sikap, pandangan atau perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan
membujuk, mengajak sehingga ia melakukan dengan kesadaran hati.
3. Komunikasi instruktif
Komunikasi
yang mengandung ancaman, sanksi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga
orang-orang yang dijadikan sasarna melakukan sesuatu secara terpaksa, karena
takut akibatnya.
Pendidik
memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan proses belajar mengajar. Adapun
yang menjadi fokus sasarannya adalah unsur-unsur dari proses belajar-mengajar
dan menjadikan seefektif mungkin dan seoptimal mungkin unsur-unsur tersebut.
Agar keadaan ini dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan, maka ada dua
kegiatan pokok yang harus dilaksanakan oleh para guru, yaitu:
1 Mempersiapkan diri dan unsur-unsur lainnya yang akan
dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
2. Mengoperasikan hal-hal yang sudah
dipersiapkan dengan memperhatikan variasi dan pengembangan seperlunya,
utamanya perhatian terhadap metode pembelajaran.
Atas dasar pemikiran tersebut, maka
pada bagian ini pengelolaan proses belajar mengajar akan ditinjau dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan konseptual dan pendekatan operasional. Dua
pendekatan ini sebenarnya saling berhubungan dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran secara optimal.[1]
a.
Pendekatan
Konseptual
Pengelolaan
kelas dalam proses belajar-mengajar dengan pendekatan konseptual adalah
kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan penyususnan rancangan
belajarmengajar (pembelajaran). Proses pembelajaran adalah kegiatan yang
berlangsung di kelas dengan sasaran utamanya adalah pengoperasian tujuan-tujuan
pembelajaran. Rancangan pembelajaran tersebut semestinya terdiri dari tiga
aspek, yaitu tujuan pembelajaran (intrsuksional), Kegiatan belajar mengajar dan
penilaian. Langkah
pertama adalah rumusan tujuan instruksional dalam Tujuan khusus pembelajaran
sebagai penjabaran dari rumusan tujuan umum pembelajaran. Langkah kedua adalah
kegiatan belajar mengajar atau sering disebut dengan proses belajar mengajar.
Langkah ini dilakuan dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti pembelajaran dan
penutup.Rincian ini tentunya disesuaikan dengan durasi waktu yang ada dalam
tiap pertemuan.
Nana
(1989:147-148) menyebutkan “secara umum ada tiga tahapan dalam strategi
pembelajaran yaitu tahap pemula (prainstruksional), tahap penyampaian
(instruksional) dan tahap penilaian dan tindak lanjut.”
Pada tahap
pertama (prainstruksional) ada beberapa hal yang memerlukan rancangan. Tahap
awal dari proses belajar mengajar, berfungsi mengarahkan siswa mengikut proses
belajar mengajar yang sebenarnya. Rancangan pembelajaran pada tahap ini
mengungkapkan kembali pengalaman, perilaku awal (entering behavior) dan
kebutuhan siswa yang berhubungan dengan minat, bakat dan lingkungan di mana
siswa itu berada.
Tahap kedua
(instruksional) adalah tahap inti dalam kegiatan belajar, berupa penyajian
materi pelajaran yang diarahkan kepada pencapaian tujuan instruksional khusus
secara optimal. Tahap kedua ini melputi: merumuskan tujuan instruksional khusus
dengan memperhatikan kurikulum, kemampuan siswa. Kualitas rancangan tujuan
instruksional khusus didasarkan pada minat, bakat, dan kebutuhan yang mendasar
dari siswa yang berkaitan dengan dimana siswa itu berada. Di samping itu materi
pelajaran, media, metode, sumber belajar dan waktu dirancang untuk mencapai
tujuan pembelajaran.Agar rancangan komponen-komponen tersebut memiliki daya
guna yang tinggi terhadap pencapaian tujuan, maka pilihan dan penetapan
komponenkomponen tersebut disesuakan dengan karakteristik tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan pembelajaran merupakan titk sentral dalam menentukan
komponen-komponen pembelajran lainnya yang akan dilibatkan dalam penyajian materi
pembelajaran.
Tahap ketiga
(penilaian dan tindak lanjut) dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam kegiatan komunikasi instruksional.Kegiatan yang sering dilakukan
pada tahap ini adalah menilai siswa melalui tes lisan, tulisan dan mungkin
dirancang berdasarkan tujuan yang telah ditentukan.Bagi siswa yang belum
memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan hendaknya disiapkan
rancangan khusus bagi mereka serta rancangan penilaian atau tugas-tugas tetentu
yang berfungsi sebagai tes lisan ataupun tes tertulis.
b. Pendekatan Operasional
Tindak
lanjut dari pendekatan konseptual dalam proses belajar mengajar adalah
pengoperasin rancangan pembelajaran dalam bentuk kegiatan nyata di dalam kelas.
Rancangan tersebut biasanya berisi hal-hal yang mendasar sebagai pedoman atau
pegangan bagi para guru. Penerapannya dalam proses belajar memerlukan
pengembangan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Pengembangan ini
diarahkan kepada seluruh komponen-komponen pembelajaran, sehingga proses
belajar mengajar tidak berlangsung monoton dan membosankan.
B. PRINSIP-PRINSIP
KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN
Terdapat 12 prinsip komunikasi yang
dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi
yaitu :
1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik
Komunikasi adalah
sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik,
tetapi terus berkelanjutan.Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti
dikatakan Susanne K. Lenger, adalah
kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.Ernst Cassirer mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk
lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.
Lambang atau
symbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang
lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang
meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya
disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan
penghormatan atau kecintaan kepada negara.
Lambang
adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga
direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan
kesepakatan. Ikon adalah suatu benda
fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresentasikannya.
Representasi ini ditandai dengan kemiripan.Misalnya patung Soekarno adalah ikon
Soekarno, dan foto pada KTP Anda adalah ikon Anda.
Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah
mempresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks
adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga
gejala (symptom). Indeks muncul berdasarkan hubunagn antara sebab dan
akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan
yang akan turun, sedangkan asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat
untuk berkumpul misalnya, seperti dalam dalam kasus suku primitif, maka asap
menjadi lambang karena maknanya telah disepakati bersama.[2]
2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi
Setiap orang tidak bebas
nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu,
tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses
berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang
dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus. Kita tidak dapat
berkomunikasi. Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih,
komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau
perilakunya sendiri.
Cobalah Anda minta seseorang untuk tidak
berkomunikasi.Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap
perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau kita tersenyum, ia
ditafsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika
kita berdiam diri sekalipun, kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu
menyadari, seberapa kita berkomunikasi banyak pesan.
3. Komunikasi punya dimensi
isi dan hubungan
Setiap pesan komunikasi
mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi
dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses
komunikasi. Percakapan diantara dua orang sahabat dan antara dosen dan
mahasiswa di kelas berbeda memiliki dimesi isi yang berbeda. Dimensi isi
disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara non verbal.
Dimensi isi menunjukkan muatan isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana
seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk
pada isi pesan, sedangaka dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain,
termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
Pengaruh suatu berita atau artikel dalam
surat kabar misalnya, bukan hanya bergantung pada isinya, namun juga siapa
penulisnya, tata letak (lay-out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan
dan sebagainya. Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila
disampaikan orang berbeda. Biasanya artikel yang ditulis orang yang sudah
dikenal akan dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang
yang belum dikenal. Bila dimengerti maka redaktur surat kabar atau majalh akan
lebih memprioritaskan tulisan orang-orang yang sudah dikenal sebelumnya.
4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Setiap tindakan
komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat
kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan
(apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci
dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak
komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesenjangan,
dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yang
benar-benar direncanakan dan disadari. Kesenjangan bukanlah syarat untuk
terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan
pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita
tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan
perilaku kita. Membatasi komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah
menganggap komunikasi sebagai instrument seperti dalam persuasi.
Niat atau kesengajaan bukanlah
syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi.Dalam komunikasi antara
orang-orang berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relevan
lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya
disebabkan oleh perilaku seseorang yang tidak disengaja yang dipersepsi,
ditafsirkan, dan direspons oleh orang lain dari budaya lain. Misalkan dalam
tindakan menyentuh wanita di Arab Saudi yang diperkenalkan kepada Anda, yang
sebenarnya tidak Anda sengaja, dapat menyampaiakn pesan negatif yang menghambat
pertemuan tersebut.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan komunikasi yang
dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal
disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada
siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Makna pesan juga bergantung pada konteks
fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya),
waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah,
tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “ acara televisi,”
“mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan
dimasjid.
Waktu juga mempengaruhi makna
terhadap suatu pesan. Dering telepon pada tengah malam atau dini hari akan
dipersepsi lain bila dibandingkan dengan dering telpon pada siang hari.Dering
telepon pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat), misalnya untuk
mengabarkan orang sakit, kecelakaan atau meninggal dunia atau upaya orang jahat
untuk mengetes apakah dirumah ada orang atau tidak.
6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi
Tidak dapat dibayangkan
jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di
masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak
penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang
tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang
menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek
perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh
aturan tatakrama. Artinya, orang-orang memilih strategi tertentu berdasrkan
bagaimana orang yang menerima pesan akan merespon. Prediksi ini tidak selalu
disadari, dan sering berlangsung cepat.Kita dapat memprediksi perilaku
komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.
7. Komunikasi Itu Bersifat Sistemik
Dalam diri setiap orang
mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai,
adat, pengalaman dan pendidikan.Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi
oleh beberapa hal internal tersebut.Sisi internal seperti lingkungan keluarga
dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan
tindakan komunikasi.
Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup.Organ-organ
dalam tubuh kita saling berhubungan.Kerusakan pada mata dapat membuat kepala
kita pusing.Bahkan unsure diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan
dengan unsure kita yang bersifat rohani. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi
dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal dan Sistem
Eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa
oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama
sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat,setempat,
kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat
kerja, dan sebagainya).
Berbeda dengan sistem internal,
sistem eksteernal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu,
termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta
komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur
ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap
peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.
8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah
Komunikasi
Jika dua orang melakukan
komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada
kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling
dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol
yang saling dipertukarkan.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi
yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang
berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis
sama, meskupun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga
yangsama, diberi makanan yang sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun
adanya kesamaan sekali lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik
dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih
efektif.
9. Komunikasi Bersifat
Nonsekuensial
Proses komunikasi
bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon
atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.
10. Komunikasi bersifat
prosesual, dinamis dan transaksional
Konsekuensi dari prinsip
bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan
transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak
mempunyai awal dan akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung. Bahkan
kejadian yang sangat sederhana pun melibatkan rangkaian kejadian yang rumit
bila diperdengar memenuhi permintaan tersebut.implimintasi dalam proses
komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa peserta
komunikasi berubah pengetahuan hingga berubah pandangan.
11. Komunikasi Bersifat Irreversible
Setiap orang yang
melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap
efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat
ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit
hati tidak akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.
12. Komunikasi Bukan Panasea
Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah
Dalam
arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah.Banyak persoalan dan konflik antar manusia
disebabkan oleh masalah komunikasi.Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab)
untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan
tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural.
Prinsip
Komunikasi Efektif dalam Meningkatkan
Minat Belajar Anak
1.
Guru memberikan kebebasan anak untuk berkreasi, anak terpacu untuk
membuat karya unik
2.
Guru menerima berbagai jawaban anak terhadap pertanyaan tertentu,
anak belajar berpikir luas
3.
Guru menerangkan materi dengan sudut pandang yang unik, anak
terpacu rasa ingin tahu
4.
Guru memberikan penjelasan awal secara jelas sebelum anak memulai
pekerjaannya, anak mendapat pengetahuan awal secara efektif.
5.
Guru menggunakan alat peraga, anak mempunyai modal pengetahuan
awal yang lebih terbayang.
6.
Guru menerangkan dengan eksperimen, anak terpacu rasa ingin
tahunya dan belajar mengamati terjadinya suatu fenomena.
7.
Guru memberikan ulasan dan kesimpulan terhadap apa yang dikerjakan
anak, anak memahami maksud pekerjaan dan berpikir secara utuh.
8.
Guru mengaitkan isi cerita dengan fenomena yang pernah dilihat
anak, anak belajar berpikir mengaitkan satu hal dengan hal lain.
9.
Guru memberikan kesempatan anak untuk bercerita, anak belajar
mengungkapkan gagasan secara lebih terstruktur.
10.
Guru membimbing anak tampil didepan forum, anak belajar berani
berkreasi didepan orang banyak.
11.
Guru melakukan pendampingan secara pribadi kepada anak, anak
memiliki keamanan psikologis untuk berkreasi.
12.
Guru melayani pertanyaan-pertanyaan anak, anak nyaman untuk
berpendapat dan terpuaskan rasa ingin tahunya.
13.
Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba lagi, anak
belajar menyelesaikan pekerjaan dengan berbagai inovasi baru.
14.
Guru menjalin kedekatan, anak memiliki rasa aman secara psikologis
untuk berkreasi.
15.
Guru melibatkan anak secara efektif dalam belajar, anak merasa
ikut memiliki dan tumbuh minat belajarnya.
16.
Guru melibatkan diri dalam kegiatan anak, anak lebih bersemangat
dalam berkreasi.
17.
Guru menciptakan suasana menyenangkan, anak menyenagi materi dan
memiliki kepuasan pribadi dalam berkreasi.
18.
Guru menciptakan suasana
bersemangat dalam belajar, anak lebih bermotivasi.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Efektif
a. Prinsip pertama : respect
Prinsip
pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai
setiap individu yang akan menjadi sasaran pesan yang di sampaikan. Guru
dituntut dapat memahami bahwa ia harus bisa menghargai setiap siswa yang
dihadapinya. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan prinsip yang pertama
dalam berkomunikasi dengan orang lain karena pada prinsipnya manusia ingin
dihargai dan dianggap penting. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap
saling menghargai dan menghormati akan dapat membangun kerjasama yang
menghasilkan sinergi yang dapat meningkatkan efektivitas kinerja guru baik
sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai tim.
Salah satu prinsip paling dalam sifat dasar manusia adalah kebutuhan
untuk dihargai.Penghargaan terhadap individu adalah suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak
tergoyahkan sehingga setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati
tersebut akan menggenggam orang dalam telapak tangannya. Selain itu penghargaan
yang tulus terhadap individu dapat membangkitkan antusiasme dan mendorong orang
lain melakukan hal–hal terbaik. Guru yang memberikan penghargaan secara tulus
kepada para murid maka akan dihargai pula oleh muridnya dan menjadikan
proses belajar mengajar menjadi sebuah proses yang menyenangkan bagi semua
pihak.
b. Prinsip
kedua: emphaty
Empati
adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi
yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap
empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu
sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan
mendengarkan orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan
orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message)
dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Komunikasi di dunia pendidikan diperlukan saling memahami dan
mengerti keberadaan, perilaku dan keinginan dari siswa. Rasa empati akan
menimbulakan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun
kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun sebuah suasana kondusif
di dalam proses belajar-mengajar. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau
mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon
penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa
ada halangan psikologi atau penolakan dari penerima.
c. Prinsip
ketiga: audible
Prinsip audible berarti
adalah dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Berbeda dengan prinsip
yang kedua yakni empati dimana guru harus mendengar terlebih dahulu ataupun
mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible adalah
menjamin bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima oleh penerima pesan
dengan baik. Dalam rangka mencapai hal tersebut maka pesan harus di sampaikan
melalui media (delivery channel)sehingga dapat diterima dengan baik oleh
penerima pesan. Hal itu menuntut kemampuan guru dalam menggunakan berbagai
media maupun perlengkapan atau alat bantu audio-visual yang dapat membantu
supaya pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh para murid.
d. Prinsip
keempat: clarity
Prinsip clarity adalah
kejelasan dari isi pesan supaya tidak menimbulkan multi interpretasi atau
berbagai macam penafsiran Clarity dapat pula berarti
keterbukaan dan transparasi.Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat
menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan. Karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme siswa dalam proses belajar-mengajar. Dengan cara
seperti ini siswa tidak akan menganggap lagi proses belajar-mengajar sebagai
formalitas tetapi akan mengganggapnya sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi
kehidupannya.
e. Prinsip
kelima: Humble
Prinsip
kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa
menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita
miliki. Kerendahan hati merupakan suatu cara agar orang lain merasa nyaman (care)
karena ia merasa sejajar sehingga memudahkan komunikasi dalam dua arah.
Komunikasi
yang efektif dalam proses pembelajaran sangat berdampak terhadap keberhasilan
pencapaian tujuan. Komunikasi dikatakan efektif apabila terdapat aliran
informasi dua arah antara komunikator dan komunikan dan informasi tersebut
sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi tersebut.Jika
dalam pembelajaran terjadi komunikasi yang efektif antara pengajar dengan
siswa, maka dapat dipastikan bahwa pembelajaran tersebut berhasil.Sehubungan
dengan hal tersebut, maka para pengajar, pendidik, atau instruktur pada
lembaga-lembaga pendidikan atau pelatihan harus memiliki kemampuan komunikasi
yang baik. Kemampuan komunikasi yang dimaksud dapat berupa kemampuan memahami
dan mendesain informasi, memilih dan menggunakan saluran atau media, serta
kemampuan komunikasi antar pribadi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran
sebagai subset dari proses pendidikan harus mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kualitas pendidikan, yang pada ujungnya akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Agar pembelajaran dapat
mendukung peningkatan mutu pendidikan, maka dalam proses pembelajaran harus
terjadi komunikasi yang efektif, yang mampu memberikan kefahaman mendalam
kepada peserta didik atas pesan atau materi belajar.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Orang yang
masih hidup tidak mungkin akan lepas dari komunikasi walaupun bukan berarti
semua perilaku adalah komunikasi, komunikasi ada dimana-mana: di rumah, di
kampus, di kantor dan dimasjid; bahkan ia sanggup menyentuh segala aspek
kehidupan kita (Jalaluddin Rakhmat, 1985). Artinya, hampir seluruh kegiatan
manusia, dimanapun adanya, selalu tersentuh oleh komunikasi.
Bidang
pendidikan misalnya, tidak bisaberjalan tanpa dukungan komunikasi, bahkan
pendidikan hanya bisa berjalan melalui komunikasi (Jourdan, 1984:74), dengan
kata lain, tidak ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi.
Bagaimana
mungkin mendidik manusia tanpa berkomunikasi, mengajar orang tanpa
berkomunikasi, atau member kuliah tanpa
berbicara.Semuanya membutuhkan komunikasi.
Disamping
itu, komunikasi juga berfungsi mendidik masyarakat, mendidik setiap orang dalam
menuju pencapaian kedewasaannya bermandiri.Seseorang bisa banyak tahu karena
banyak mendengar, banyak membaca, dan banyak berkomunikasi.
Menurut Uchyana (1984) teknik
komunikasi terdiri atas :
1. Komunikasi informative
2. Komunikasi
persuasive
3. Komunikasi
instruktif
B.
SARAN
Diharapkan agar mahasiswa khusunya
pendidik dapat lebih mengetahui dan memahami peranan media pendidikan dalam
proses komunikasi pembelajaran yang ada. Sehingga setelah mempelajari
pembahasan ini, kita mampu mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran
untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Effendy, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi Ilmu dan Praktek.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
2.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teknik-teknik-dalam-komunikasi-pendidikan.
3.
Komala, Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses dan
Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran.
4.
Supriadie, Didi dan Deni
Darmawan.(2012). Komunikasi Pembelajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
5.
http://ilmupengetahuan446.blogspot.com/2015/03/prinsip-komunikasi-pembelajar.html
[1]https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/12/31/teknik-teknik-dalam-komunikasi-pendidikan. Diakses pada tanggal 03 April 2017 pukul 10:25 WIB.
[2] http://ilmupengetahuan446.blogspot.com/2015/03/prinsip-komunikasi-pembelajaran.html.
diakses pada tanggal
03 April 2017 pukul 10:25 WIB.